Semangat Baru….

Halo semua…. maaf lama ga update… lama ngilang soalnya… sekarang saatnya COCO RABBIT bangkit memeriahkan dunia perkelincian tanah air… tunggu posting kami berikutnya ,,,!!!!

Salam hangat

KOKO

Bangun lagi…

Lama juga aku tertidur dari bisnis kelinci… Bukan kenapa2… tiba2 saja aku dapat modal hibah dari pemerintah buat budidaya kentang. Dan selama berbulan2 aku hanya berkutat dengan kentang. Dan sekarang, setelah kentang habis, aku kembali melirik kelinci, yang dunianya sudah cukup lama hilang….

Buat teman2, maaf  lama tidak kasih kabar, tapi Insya Allah sekarang dah mulai tertata. Selain soal modal yang mulai kelihatan, -maklum biz panen kentang- wawasan soal pasar pun mulai terbuka.

Tapi sepertinya aku tidak mau berjudi terlalu besar, artinya aku tidak akan main di bisnis kelinci hias. Bukan berarti bisnis ini prospeknya jelak, tidak, ini masalah intuisi saja. Saya hanya ingin fokus di kelinci pedaging, yang saya sudah bisa melihat pasarnya.

Mohon doanya ya….

Susahnya Memulai

Sesuatu yang diperoleh dengan susah payah akan susah pula hilangnya. Mengukir dia atas batu hasilnya tidak akan bisa diraih dalam 1 atau 2 menit, tapi akan bisa kekal, kecuali ada force majeur. Nah, begitu juga dengan kandang kelinciku. Harus bersabar dulu sebulan beternak ayam buat ngumpulin modal, baru bisa berdiri, itupun ndompleng pekarangan tetangga, itupun masih harus menunggu berebulan2 untuk menghasilkan cash-in.

So… semua upaya telah dilakukan, tinggal menunggu tanggal mainnya saja.

blank

badai pasti berlalu

Judul itu barangkali mengingatkan kita pada alm. Chrisye. Namun makna dibalik lagu itu sebenarnya cukup dalam, memiliki pesan moral akan optimisme serta pantang berputus asa. Kalo Michael Learns to Rock pernah bilang, “I Believe I’ll found a miracle” atau kepercayaan akan bertemu dengan sebuah kejaiban, maka begitulah hidup ini berjalan. Kita kadang menemukan kejaiban yang tidak pernah bisa kita tebak sebelumnya.

Begitu juga dengan cocorabbit. harapan akan eksistensi peternakan kelinci yang hampir sirna ini kini merekah lagi. Ibarat habis tersapu badai, karena beberapa hal yang nyaris menghapuskan mimpi ini, kini kembali berkesempatan untuk bangun lagi karena badai itu telah pergi.  Sebabnya adalah adanya saudara yang menawarkan kepada keluargaku untuk memanfaatkan tanahnya sementara, karena ‘mungkin’ tujuan pembelian tanah itu adalah untuk investasi, bukan untuk dimanfaatkan keberadaannya. Kalo sudah begini, aku jadi punya lahan untuk menggunakannya sebagai kandang kelinci. Ya meski ga begitu besar, namun cukup lumayan lah untuk memulai bisnis.

Bisnis ini juga mulai mendapat respon dari teman2ku yang membutuhkan ide untuk berwiraswasta. Modal yang tidak begitu besar sera proses BEP yang secepat kilat menjadi alasan kenapa mereka tertarik. Ya setidaknya aku juga maskin pede dengan konsep bisnis ini. Yang penting berjuang dan terus berjuang, dan jika beruntung nanti akan kutemukan keajaiban.

think before you do

perjalananku mempelajari kelinci sudah hampir sebulan. Tapi kok belum juga action ya? memang dari apa yang aku pelajari, aku memperoleh banyak peluang tapi juga hambatan. Tapi yang namanya orang mau sukses, harud kuat menghadapi segala tantangan.

Membentuk kelompok memang ide yang bagus. Tapi mengelola kelompok akan banyak menyita waktu dan energi, sementara hasilnya ntar dibagi bersama. Aduh…. jadi harus agak2 egois nich. Untuk ukuran pengusaha baru, aku kira wajarlah egois. Toh kita baru bisa bersedekah kalau kita sudah punya yang harus disedekahkan.

Jadi untuk kelompok, kayaknya aku ga begitu antusias lagi. Jadi cocorabbit tetaplah menjadi sebuah tujuan yang akan segera terlaksana. Kelompok tentunya nanti hanya akan bersifat paguyuban- non oriented profit.

Posting ini semoga saja menjadi posting terakhir yang berisi tentang persiapan bisnis. Posting selanjutnya akan berisi soal bisnis yang sudah jalan.

Lampu Hijau

Semalem udah ketemu sama Pak Pri. Seperti yang aku bayangin, aku perlu bikin proposal, mereka menganalisa, dana cair. Dan karena masih bisa ngedompleng sama kelompok tani, dana kemungkinan besar cair karena kelompok taninya udah berprestasi.

Ya sekarang tinggal gimana membuat sebuah sistem sehingga kelompok jalan, kesejahteraan pengelolanya juga tercapai. Memang sih cashflownya masih memungkinkan untuk mengembalikan dana yang dipinjam, jika kelinci dipelihara sendiri. Tapi kalo dipelihara kelompok? Ini yang mesti dipikirin. Ini tantangannya.

Kenapa Memilih Kelinci?

Entah angin mana yang tiba-tiba membawaku pergi ke dunia perkelincian. Profesiku sebelumnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia agrobisnis karena aku berkarier di dunia perbankan. Namun aku teringat akan nasihat bijak Bung Karno, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Jadi setelah aku telaah selama sekian waktu, sebagai orang yang terlahir di daerah pegunungan yang dikaruniai lahan yang subur dan menyimpan banyak potensi, serta pertemuan-pertemuanku dengan teman-teman se wilayah, akhirnya aku menemukan kelinci sebagai jalan mencari rizki yang rendah resiko namun besar potensinya.

rex-blog1

Hingga saat ini semuanya berjalan mulus. Teman-teman yang sudah mulai duluan mendukungku sepenuhnya, bahkan sepakat dengan usulanku untuk membuat asosiasi peternak kelinci. Padahal aku belum mulai sama sekali, he3.. Tapi setidaknya itu menjadi pemacu langkahku untuk segera memulainya. Karena dari sekian banyak alternatif bisnis, hanya ada satu atau beberapa yang bisa aku pilih dan aku jalani. Jika aku selalu menimbang-nimbang mana yang terbaik, aku tidak akan segera action. Dorongan teman2 ini setidaknya membuatku terdorong untuk segera action.

Bismillahirrahmanirrahiim… semoga aku bisa menikmati dunia baruku ini.